Kalangan generasi muda terkadang kesulitan untuk memulai bisnis. Meski berbagai ide bisnis ada di kepala, untuk mengaplikasikannya tentu tak semudah membalik telapak tangan.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur, M. Ali Affandi, mengatakan, dalam memulai bisnis, banyak dari generasi muda yang kebingungan oleh ide-ide besar yang berseliweran di kepala. "Padahal, yang diperlukan hanyalah menyistematiskan ide-ide itu menjadi lebih tertata," ujar Andi, sapaan karib Ali Affandi, di sela-sela pertemuan rutin Entrepreneur Association (EA) Surabaya, Rabu malam (1/6/2011). Hadir dalam acara itu sejumlah komunitas pengusaha, seperti EA, Tangan di Atas (TDA), dan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).
Andi pun membagi sepuluh tips yang bisa dijadikan panduan untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
Pertama, temukan teman terbaikmu. Teman terbaik di sini termasuk orang yang mampu mengontrol keuangan bisnis, yaitu akuntan. "Pilih akuntan yang tak hanya say yes kepada kita, tapi juga bisa menyadarkan kita kalau rencana-rencana bisnis kita, yang pasti terkait dengan aspek finansial, tidak rasional. Jika di awal kita belum bisa bayar akuntan, ajaklah teman yang menguasai teknik akuntansi sederhana untuk bermitra," ujar Andi
.
Kedua, show the money. Pembayaran bisnis harus dilakukan secara profesional. Segera layangkan invoice ke klien atau pembeli jika memang sudah waktunya. "Be firm but friendly," ujarnya.
Ketiga, be fast. Fast di sini bukan cepat, melainkankan akronim dari fathonah, amanah, shiddiq, dan tabligh.
Keempat, be easy to work with. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi secara cepat adalah hal yang harus dimiliki setiap pebisnis.
Kelima, build alliances more value-creation through cooperation. Kerja sama strategis dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki akan menjadi bekal untuk mempercepat penetrasi perusahaan. "Be open, ciptakan suasana saling kontrol di perusahaan," ujarnya.
Keenam, get a sparring partner. Ciptakan suasana kompetisi yang sehat di dalam perusahaan. "Cari lawan, sehingga kita bersemangat untuk meraih hasil terbaik. Ingat, cari lawan, bukan musuh. Lawan saling mencerdaskan, tapi musuh saling meniadakan," tuturnya.
Ketujuh, find your niche. "Create your own niche, and dominate it. Sekarang bukan zamannya marketing gajah atau marketing rambo. Di era sekarang, pemasaran produk atau layanan kita harus fokus dan terspesialisasi. Kita bisa lihat pada Coca-cola yang membedakan masing-masing produknya. Misalnya Sprite dengan model pemasaran untuk anak muda, sedangkan Coca-cola sendiri untuk segmen keluarga, pelengkap kebersamaan keluarga," jelasnya.
Kedelapan, set your goals. Andi memahami jika pebisnis pemula terkadang sangat berambisius dalam menyusun rencana bisnisnya. Hal itu tak salah, tapi harus lebih tertata dan terukur. "Goals-nya harus specific, measurable, achievable, relevant, dan yang paling penting ada jangka waktunya. Misalnya, saya ingin pendapatan perusahaan bisa sampai Rp150 juta per bulan saat bisnis kita sudah berumur tiga tahun. Jadi kita lebih terpacu," paparnya.
Kesembilan, cherish your talent. Andi melihat banyak anak muda yang tak percaya diri. Padahal, mereka sebenarnya bisa memulai bisnis. "Coba lihat berlian. Sebelum berkilau, berlian hanyalah batuan yang kusam. Tapi karena terus diasah, ia jadi berkilau," tuturnya.
Andi juga menyarankan kepada pengusaha pemula untuk tak jenuh belajar. "Kita juga harus bermitra dengan orang yang lebih pandai daripada kita sendiri," ujarnya.
Kesepuluh, follow your passion. Passion adalah kunci dari semua aktivitas kita. "Passion yang akan menentukan ke mana kaki hendak dilangkahkan. Ini datangnya dari dalam diri. Untuk berbisnis, temukan passion Anda, sehingga kita bisa enjoy," jelasnya.
Dengan sepuluh tips tersebut, Andi yakin akan lebih mudah bagi anak muda untuk memulai bisnis. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah keberanian mencoba. Bisnis memang tidak mudah, tapi sungguh menyenangkan. Pengusaha bisa jatuh, tapi dia harus bergegas bangkit.
"It`s a rollercoaster, but a fun one
Tidak ada komentar:
Posting Komentar